VolunteerJava Jazz 2020. Halo, Sobat Muda! Terima kasih atas antusiasme para pelamar program volunter Kompas Muda untuk kegiatan Harian Kompas di Java Jazz Festival 2020. Teman-teman yang mendaftar menjadi volunter Kompas Muda mendapatkan akses premium 30 hari sejak pendaftaran dilakukan.
Sebanyak 78 volunter Java Jazz Festival 2020 mengikuti briefing di Ruang Rinjani, JIExpo Kemayoran Jakarta, Senin 24/2/2020. BNI Java Jazz Festival akan berlangsung selama tiga hari mulai dari 28 Februari hingga 1 Maret 2020. Divisi Promotion Java Jazz Festival 2020 melakukan briefing lebih dulu mengenai teknis kerja sebagai volunter. Mereka yang mengikuti briefing berasal dari sub divisi promotion, yakni front desk promo, front desk MC, gerai info, media desk, media centre, interview, meet and greet, media feed, dan social network management. Staf Promotion Java Jazz Festival memberikan briefing kepada volunter divisi “promotion” di Ruang Rinjani, JIExpo Kemayoran. Selain mendapat informasi mengenai teknis kerja, volunter juga diminta untuk mengenal diri sendiri selama bekerja. “Jaga kesehatan kalian, jaga stamina, jangan lupa makan. Kalau ngerasa capek bisa komunikasi ke koordinator,” ujar salah satu staff promotion. Fizly, volunteer yang sudah bergabung sejak 2014 menanyakan hal teknis yang kurang jelas. Kami mewawancarai volunter yang sudah cukup lama bekerja di Java Jazz Festival yakni sekitar enam tahun. Para volunter di Java Jazz festival itu Indy Rahma, Fizly Ciputri, Annisaa Bonita Pratiwi Putri, Aditya Kurniawan, dan Nana mengaku senang terlibat dalam festival bergengsi ini. Adit menyatakan menjadi volunteer di Java Jazz Festival membuatnya menekuni pekerjaan yang berhubungan dengan even. “Senang banget bisa ikut andil dalam java Jazz Festival ini. Java Jazz itu nge-shape karier gue,” ujar volunter yang sudah terlibat dari tahun 2014 ini. Selain itu, pihak panitia penyelenggara tak memasalahkan latar belakang pendidikan yang berbeda- beda jika ingin bergabung menjadi volunteer Java Jazz. Justru pengalaman dan pemahaman baru bisa didapatkan di Java Jazz Festival ini. “Walaupun aku bukan anak even tapi aku tahu flow mengelola sebuah even itu seperti apa,” ujar Bonita yang sudah tujuh tahun bergabung menjadi volunteer Java Jazz. Koordinator dari sub divisi promotion sedang diwawancara oleh Kompas Muda membagikan pengalamannya. Perlakuan yang sama, baik untuk volunter dan staf menjadi nilai plus yang membuat mereka setia menjadi bagian dari Java Jazz Festival ini. “Walaupun kami volunter tapi tidak ada perbedaan kelas. Semua yang terlibat di Java Jazz dianggap sama, yakni sama-sama kerja. Dan itu yang belum pernah ditemui dalam kegiatan volunter lain,” ujar Indy yang sudah menjadi volunteer Java Jazz selama empat tahun. Fizly, volunteer yang sudah bergabung sejak 2014 merasakan pengalaman yang luar biasa selama menjadi bagian Java Jazz. “Jadi bagian di even yang lain tuh ya kayak biasa aja. Bukannya sombong ya. Jadi, Java Jazz membuat kita like a pro. Karena mengajarkan bagaimana kelola sebuah even dan ketika ikut kegiatan yang lain sudah tahu flow nya seperti apa,” tegas Fizly. Lebih lanjut, mereka berharap semoga festival yang sudah disiapkan dengan baik itu berjalan lancar. “Semoga kami lancar bekerja, luar biasa evennya. Semoga tidak ada yang macem-macem, dan semoga kerjanya asyik lagi,” jawab mereka bersahut-sahutan. Reporter Nur Kamilah, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta Forografer Hans Immanuel, mahasiswa Jurusan Fotografi, Lasalle College Jakarta Salahsatunya yang paling banyak peminatnya adalah volunteer Java Jazz. Tahun ini memang Java Jazz sudah sukses digelar pada 1-3 Maret 2019 lalu. Menjadi seorang volunteer Java Jazz bakal memberi lo kenangan dan pengalaman yang berkesan. Jadi, kalau ada kesempatan tahun depan, pastikan lo ikutan daftar ya, Urbaners! Halo, Sobat Muda! Terima kasih atas antusiasme para pelamar program volunter Kompas Muda untuk kegiatan Harian Kompas di Java Jazz Festival 2020. Teman-teman yang mendaftar menjadi volunter Kompas Muda mendapatkan akses premium selama 30 hari sejak pendaftaran dilakukan. Download aplikasi di Playstore atau Appstore, update informasi dan berita dalam genggaman. Berikut ini nama-nama Sobat Muda yang terpilih. No Nama Pilihan Posisi 1 Muhamad Avief Robby Hamanda Videografer 2 Kevin Djandra Videografer 3 Michaela Winda Saputra Social Media 4 Yuliana Suzuki Lengkong Social Media 5 Nur Kamilah Reporter 6 Selma Kirana Haryadi Reporter 7 Cory Marte Event 8 Noergawanti Syafitri Event 9 Umar Hamzah Event 10 Kaleb Octavianus Sitompul Fotografer 11 Hans Immanuel Fotografer Selamat untuk volunter terpilih. Tetap semangat untuk Sobat Muda yang belum terpilih. Masih ada kesempatan berikutnya untuk bergabung bersama kami. Nantikan terus program-program lain bersama Kompas Muda di Harian Kompas, dan akun media sosial kami!
Kepadakami, Putri, pada Senin (24/2/2020) menceritakan pengalaman pertama kali terlibat dalam Java Jazz Festival di JIExpo Kemayoran. "Tahun 2010 aku mulai gabung menjadi volunter Java Jazz karena jadwal kuliah yang longgar, sehingga mulai mencari aktivitas lain," ujarnya.
Kali ini gue akan berbagi sedikit pengalaman gue selama menjadi volunteer Java Jazz Festival 2016 yang diselenggarakan 4, 5, dan 6 Maret kemarin. Dari sekian banyaknya divisi yang ada, gue berada di divisi F&B. Beberapa teman volunteer di divisi F&B sudah kuliah di semester 6 dan 7. Bisa dibilang, gue yang paling muda disitu. Oya buat kalian yang gak tau apa itu F&B, gue akan kasih tau. F&B itu singkatan dari Food & Beverages. Jadi selama event berlangsung, tugas gue sebagai volunteer di divisi F&B adalah menjual product food and beverages milik sponsor acara. Fasilitas yang diperoleh setiap volunteer selain bisa masuk JJF gratis selama tiga hari adalah name tag, baju crew, konsumsi, fasilitas menginap di hotel bintang empat, dan pastinya bisa nonton stage mana pun dengan bebas. Tapi sebagai volunteer, jadwal menonton yang bisa diperoleh gak sebebas-bebas yang kalian mau. Harus ada giliran pergantian nonton antar sesama volunteer tiap divisi karena volunteer gak pake sistem shift. Oke, selama tiga hari acara berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran, gue bertemu dengan puluhan musisi dan artis. Keuntungan lainnya menjadi volunteer adalah bisa mengajak foto artis yang kita temui dengan pede karena sama-sama memakai name tag. Bedanya ya cuma tulisan crew’ di name tag kita dan tulisan artist’ di name tag mereka. Kapan lagi bisa dapet kesempatan langka kayak gini? Di hari pertama, gue sempat menonton shownya Raisa, Tomorrow People Ensamble, Dikta Project, Barasuara, Glenn Fredly, TND, dan Tokyo Ska Paradise. Cerita ketika nonton Raisa tampil adalah gue gak nonton dari awal. Gue baru sampai di stagenya saat pertengahan show. Dengan kebiasaan gue yang kayaknya susah dihapus, gue menyelinap diantara banyaknya penonton disitu supaya bisa melihat Raisa dengan lebih jelas. Tiba-tiba aja Afgan dateng dari back stage dan menyanyikan lagu Someday We’ll Know-nya New Radicals bareng sama Raisa. Ya, sesuai dugaan, penonton-penonton cewe pun berteriak-teriak histeris ketika Raisa menyanyikan lagu Percayalah bareng Afgan. Berlanjut ketika gue menyaksikan shownya TPE. Komposisi jazz kelas atas disajikan oleh keempat personilnya yang tidak bisa dibilang muda lagi. Mereka sangat pro di instrumentnya masing-masing. Sang leader, Nikita Dompas, dan sang keyboardis, Adra Karim, bahkan menjadi juri di ajang MLD Jazz Project Audition. Lalu berlanjut ke penampilan Dikta Project. Seperti kita tau, Dikta adalah vokalis Yovie n Nuno yang sangat diidolakan para cewe. Dan ketika selesai manggung, puluhan cewe langsung menuju backstage supaya bisa berfoto bareng sama Dikta. Yang tidak boleh dilewatkan adalah penampilan Barasuara yang pecah sekali. Penontonnya ramai sampai jarak yang cukup jauh dari panggung. Sang frontman, Iga Massardi, sempat berkata di jeda pergantian lagu, Terima kasih buat kalian yang nonton show kami disini. Gue gak nyangka penontonnya bakal serame ini. Gue mikirnya bakal lebih rame lagi malah’. Konsep unik Barasuara di show mereka kali ini adalah pertukaran kostum setiap personilnya. Kemudian gue sempat menonton Glenn Fredly. Dengan gaya nyeleneh’, Glenn sesekali mengobrol dengan penonton di jeda pergantian lagu. Kualitas sound, tata cahaya, dan kemegahan panggung yang ada menghipnotis penonton yang hadir saat itu. Ditambah dengan suara Glenn yang khas dan lagu-lagu andalannya, gue sangat puas menonton Jong Ambon satu ini. Kemudian gue juga menyaksikan duet Tommy Pratomo dan Dimas Pradipta yang tergabung dalam TND. Dengan diproduseri oleh Barry Likumahuwa, duet mereka menyajikan jazz funk yang kental ketika tampil. Gue pun sempat meminta tanda tangan mereka di CD TND yang baru aja gue beli. Di hari kedua, gue sempat menyaksikan penampilan Bass G & Co, Barry Likumahuwa Experiment, Dewa Budjana, Endah n Rhesa, Indro Hardjodikoro, White Shoes & The Couples Company, dan Isyana. Di malam Minggu seperti hari itu, suasana sangat ramai dan lebih banyak pengunjung dibanding dengan hari Jumat. Keramaian pengunjung juga berdampak ke penjualan product di stand beverages tempat divisi gue bertugas. Di samping itu, gue bertemu dengan lebih banyak musisi dan artis di hari Sabtu itu. Tentu kesempatan langka itu tidak gue sia-siakan. Gue pun sempat berfoto dengan beberapa musisi yang gue temui. Kemudian, gue sangat menikmati ketika BLE tampil di atas panggung. Mereka membawakan lagu-lagu dengan beat dan melody yang memanjakan telinga. Tak heran jika Glenn Fredly dan Adib Hidayat sempat memuji lagu-lagu mereka. Kemudian gue menonton penampilan dari Dewa Budjana. Penontonnya sangat ramai hingga gue harus secara bertahap supaya bisa menyaksikannya dari dekat. Kapan lagi bisa menyaksikan langsung salah satu maestro gitar Indonesia beraksi? Ditambah lagi dengan penampilan luar biasa Echa Soemantri yang membuat gue gabisa berkata apa-apa lagi. Penampilan White Shoes juga sangat ditunggu-tunggu dengan bukti banyaknya penonton yang menyaksikan mereka tampil di atas panggung. Di penampilan terakhir hari Sabtu, gue menyaksikan Isyana secara langsung. Membawakan lagu-lagu hits dan beberapa lagu cover, Isyana sukses menutup malam Minggu pertama Maret 2016. Dan di hari penutup, gue menyaksikan penampilan dari Shadow Puppets ft Harvey Malaiholo, mp3trio, Andien, Marcell, Teza Sumendra, Tompi, Regina, MLD Jazz Project, Candy Dulfer, EndahnRhesa ft Dialog Dini Hari, Andre Hehanusa, dan Hiatus Kaiyote. Penampilan pertama yang gue saksikan di hari terkhir JJF 2016 adalah Shadow Puppets ft Harvey Malaiholo yang membawakan lagu-lagu lawas Indonesia dari tahun 60an dan 70an dengan balutan melodi-melodi jazz yang kental. Mereka juga diiringi oleh Ron King Sextet yang pada hari sebelumnya sudah tampil di JJF 2016. Kemudian ada juga penampilan beberapa penyanyi Indonesia dengan tema Indonesian Duets’ yang membawakan lagu-lagu duet Indonesia dari masa ke masa. Beberapa penyanyi yang tampil adalah Andien, Tompi, Regina Ivanova, Teza Sumendra, Marcell, dan Dira Sugandi. Itu adalah salah satu penampilan terbaik yang gue lihat di JJF 2016. Dengan arransemen dari Nikita Dompas, lagu-lagu duet hits Indonesia menjadi lebih elegan’ dan memuaskan para penonton yang hadir. Yang tidak boleh dilewatkan adalah penampilan saxophonist wanita Candy Dulfer. Uniknya, di tengah penampilannya, Candy menarikan Tari Poco-Poco dengan sangat bersemangat. Penonton pun bertepuk tangan antusias. Ada satu lagu khusus yang dibawakan dan diciptakan Candy untuk idolanya, Miles Davis, dengan judul 2 Miles’. Andre Hehanusa memuaskan dahaga penonton JJF yang sudah cukup dewasa dengan lagu-lagu andalannya. Dengan penampilan penuh energi dan suara yang tiada duanya, Om Andre menutup pegelaran Java Jazz Festival 2016 dengan manis. Ada sedikit rasa sedih yang gue rasakan karena tiga hari pergelaran festival jazz terbesar di Asia ini harus usai. Terlalu banyak kisah dan cerita yang gue alami disini. Bertemu dengan banyak orang, banyak musisi, belajar memanajemen waktu, perjuangan berjalan dari satu stage ke stage yang lain, dan lelahnya badan ketika malam tiba. Ya itulah sedikit cerita gue selama menjadi volunteer Java Jazz Festival 2016. Kebanyakan gue hanya menulis sukanya aja selama tiga hari acara disana. Padahal fisik juga lelah dan capek banget sampe gue masuk angin juga. Tapi semuanya terbayar lunas dengan pengalaman luar biasa yang gak bakal terlupakan. Sampai jumpa tahun depan!! Ini adalah beberapa musisi dan artis yang gue temui selama tiga hari pergelaran Java Jazz Festival 2016 Barry Likumahuwa, Benny Likumahuwa, Adinda Shalahita, Sheryl Sheinafia, Fita Anggraini, Bens Leo, Jessilardus Mates, Arie Keriting, Gamaliel, Ariel Nidji’, Rayi Putra, Haris Pranowo, Joshua Kunze, Tommy Pratomo, Lala Karmela, Marco Steffiano, Nino Kayam, Endah Widiastuti, Indro Hardjodikoro, Didiet violin’, Yandi Andaputra, Ade Avery, Elfa Zulham, Iga Massardi, Yura Yunita, Dika Chasmala, Echa Soemantri, Dimas Wibisana, Jordy Waelauruw, Marthin Siahaan, Ivan Alidiyan, Arina Ephipania, Ananda Badudu, Tohpati, Nikita Dompas, Rafi The Beat’, Rayendra Sunito, Indra Perkasa, Richard Hutapea, Adra Karim, Dimas Pradipta, Rhesa Aditya, Rick Karnadi, Barsena Bestandhi, Sahira Anjani, Gerald Situmorang, Tatjana Saphira, Pradikta Wicaksono, Eva Celia, Cabrini Asteriska, Puti Chitara, TJ Kusuma, Albert Fakdawer, Ray Monte, Gadis V. w/ Echa Soemantri w/ Gerald Situmorang w/ Arina 'Mocca' Ephipania w/ Tohpati w/ Eva Celia Dewa Budjana on stage Raisa ft Afgan on stage Candy Dulfer on stage Tompi ft Regina on stage EndahnRhesa ft Dialog Dini Hari Glenn Fredly & The Bakuucakar Barry Likumahuwa Experiment
z2FF.
  • v15e07c1as.pages.dev/179
  • v15e07c1as.pages.dev/88
  • v15e07c1as.pages.dev/139
  • v15e07c1as.pages.dev/260
  • v15e07c1as.pages.dev/385
  • v15e07c1as.pages.dev/338
  • v15e07c1as.pages.dev/35
  • v15e07c1as.pages.dev/58
  • v15e07c1as.pages.dev/47
  • pengalaman volunteer java jazz